Insulin
By: Ns. Sri Utami., M. Biomed
Insulin
dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada tubuh kita, hormon insulin yang
diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun,
ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon
insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat
berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Bagaimana
insulin berfungsi
Pemberian
insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara suntikan,
jika diberikan melalui oral insulin akan rusak didalam lambung. Setelah
disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan dibawa ke seluruh
tubuh. Disini insulin akan bekerja menormalkan kadar gula darah (blood glucose)
dan merubah glucose menjadi energi.
Efek
metabolik terapi insulin:
• Menurunkan kadar gula darah puasa dan post
puasa.
• Supresi produksi glukosa oleh hati.
• Stimulasi utilisasi glukosa perifer.
• Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot.
• Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal.
• Mengurangi glucose toxicity.
• Perbaiki kemampuan sekresi endogen.
• Mengurangi Glicosilated end product.
Tipe
- Jenis Insulin
Insulin
dapat dibedakan atas dasar:
1. Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu
mulai timbulnya efek insulin sejak disuntikan.
2. Puncak kerja insulin, yaitu waktu
tercapainya puncak kerja insulin.
3. Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu
dari timbulnya efek insulin sampai hilangnya efek
insulin.
Terdapat
4 buah insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan puncak dan
jangka waktu efeknya. Berikut keterangan jenis insulin eksogen :
1.
Insulin Eksogen kerja cepat.
Bentuknya
berupa larutan jernih, mempunyai onset cepat dan durasi pendek.
Yang
termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini
dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang
ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan
30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat
bertahan samapai 8 jam.
2.
Insulin Eksogen kerja sedang.
Bentuknya
terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat dengan menambahkan
bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan cara memperlambat penyerapan
insulin kedalam darah.
Yang
dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ),MonotardÒ,
InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai
dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat
bertahan sampai dengan 24 jam.
3.
Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin premix)
Yaitu
insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Insulin
ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam). Preparatnya: Mixtard 30 /
40
4.
Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24 jam). Merupakan campuran dari
insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga
efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat: Protamine
Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard
Cara
pemberian insulin
Insulin
kerja singkat :
• IV,
IM, SC
• Infus
( AA / Glukosa / elektrolit )
• Jangan
bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )
Insulin
kerja menengah / panjang :
• Jangan
IV karena bahaya emboli.
Pemberian
insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien dan
tepat karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada waktu itu. Gula darah
diperiksa setiap 6 jam sekali.
Dosis
pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :
Gula
darah
< 60 mg % = 0
unit
< 200 mg % = 5 – 8
unit
200 – 250 mg% = 10 – 12 unit
250 - 300 mg% = 15 – 16 unit
300 – 350 mg% = 20 unit
> 350 mg% = 20 – 24 unit
Bila
proses penyuntikkan terasa sakit atau mengalami perdarahan setelah proses
penyuntikkan, maka daerah tersebut sebaiknya ditekan selama 5-8 detik. Untuk
mengurangi rasa sakit pada waktu penyuntikkan dapat ditempuh usaha-usaha sebagai
berikut:
1. Menyuntik dengan suhu kamar
2. Pastikan bahwa dalam alat suntik tidak terdapat
gelembung udara
3. Tunggulah sampai alkohol kering sebelum
menyuntik
4. Usahakanlah agar otot daerah yang akan disuntik
tidak tegang
5. Tusuklah kulit dengan cepat
6. Jangan merubah arah suntikkan selama
penyuntikkan atau mencabut suntikan
7. Jangan menggunakan jarum yang sudah tampak
tumpul
Jenis
alat suntik (syringe) insulin
1.
Siring (syringe) dan jarumSiring dari bahan kaca sulit dibersihkan, mudah pecah
dan sering menjadi kurang akurat.Siring yang terbaik adalah siring yang terbuat
dari plastik sekali pakai. Walaupun banyak pasien diabetes yang menggunakan
lebih dari sekali pakai, sangat disarankan hanya dipakai sekali saja setelah
itu dibuang.
2.
Pena insulin (Insulin Pen)Siring biasanya tertalu merepotkan dan kebanyakan
pasien diabetes lebih suka menggunakan pena insulin. Alat ini praktis, mudah
dan menyenangkan karena nyaris tidak menimbulkan nyeri. Alat ini menggabungkan
semua fungsi didalam satu alat tunggal.
3. Pompa insulin (Insulin Pump)Pompa insulin
(insulin pump) diciptakan untuk mneyediakan insulin secara berkesinambungan.
Pompa harus disambungkan kepada pasien diabetes (melalui suatu tabung dan
jarum). Gula (Glucose) darah terkontrol dengan sangat baik dan sesuai dengan
kebutuhan.
Penyimpanan
Insulin Eksogen
Bila
belum dipakai :
Sebaiknya
disimpan 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku), di dalam gelap (seperti di
lemari pendingin, namun hindari freezer.
Bila
sedang dipakai :
Suhu
ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk menyimpan selama beberapa minggu,
tetapi janganlah terkena sinar matahari.
Sinar
matahari secara langsung dapat mempengaruhi percepatan kehilangan aktifitas
biologik sampai 100 kai dari biasanya.
Suntikkan
dalam bentuk pena dan insulin dalam suntikkan tidak perlu disimpan di lemari
pendingin diantara 2 waktu pemberian suntikkan.
Bila
tidak tersedia lemari pendingin, simpanlah insulin eksogen di tempat yang teduh
dan gelap.
Efek
samping penggunaan insulin
• Hipoglikemia
• Lipoatrofi
• Lipohipertrofi
• Alergi sistemik atau lokal
• Resistensi insulin
• Edema insulin
• Sepsis
Hipoglikemia
merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan jumlah insulin. Pada 25-75%
pasien yang diberikan insulin konvensional dapat terjadi Lipoatrofi yaitu
terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak.
Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi pada wanita
muda terutama terjadi di negara yang memakai insulin tidak begitu murni.
Lipohipertrofi yaitu pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan
akibat lipogenik insulin. Lebih banyak ditemukan di negara yang memakai insulin
murni. Regresi terjadi bila insulin tidak lagi disuntikkan di tempat tersebut.
Reaksi
alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemik terutama pada
penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa eritem dan indurasi
di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan berlagsung.
Selama
beberapa hari. Reaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu sesudah pengobatan
insulin dimulai. Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan
kulit kurang baik, penggunaan antiseptiK yang menimbulkan sensitisasi atau terjadinya
suntikan intrakutan, reaksi ini akan hilang secara spontan. Reaksi umum dapat
berupa urtikaria, erupsi kulit, angioudem, gangguan gastrointestinal, gangguan
pernapasan dan yang sangat jarang ialah hipotensi dan shock yang diakhiri
kematian.
Interaksi
Beberapa
hormon melawan efek hipoglikemia insulin misalnya hormon pertumbuhan,
kortikosteroid, glukokortikoid, tiroid, estrogen, progestin, dan glukagon.
Adrenalin menghambat sekresi insulin dan merangsang glikogenolisis. Peningkatan
hormon-hormon ini perlu diperhitungkan dalam pengobatan insulin.
Guanetidin
menurunkan gula darah dan dosis insulin perlu disesuaikan bila obat ini
ditambahkan / dihilangkan dalam pengobatan. Beberapa antibiotik (misalnya
kloramfenikol, tetrasiklin), salisilat dan fenilbutason meningkatkan kadar
insulin dalam plasma dan mungkin memperlihatkan efek hipoglikemik.
Hipoglikemia
cenderung terjadi pada penderita yang mendapat penghambat adrenoseptor ß, obat
ini juga mengaburkan takikardi akibat hipoglikemia. Potensiasi efek hipoglikemik
insulin terjadi dengan penghambat MAO, steroid anabolik dan fenfluramin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar